Kamis, 01 Mei 2008

sby menentang kenaikan bbm

Pidato Awal Tahun Hampir Tengah Tahun
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menghemat BBM dan listrik. Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, kini memasuki masa krisis di bidang energi dan pangan.

Seruan SBY tersebut diungkapkan dalam pidato resmi yang merupakan pengganti pidato awal tahun yang menjadi tradisi SBY. Awalnya SBY melakukan pidato akhir tahun, di pengujung 2004 dan 2005.

Pada 2006, tidak ada pidato akhir tahun. Sebagai ganti, SBY berpidato awal tahun pada 31 Januari 2007. Dan, tahun ini pidato "awal tahun" baru digelar 30 April 2008 di Istana Merdeka. Tidak ada alasan resmi soal mundurnya pidato awal tahun tersebut.

Dalam pidato kemarin SBY mengumumkan adanya dua krisis utama yang mengancam negeri ini. Yakni, krisis pangan dan krisis energi.

"Sebagian pakar ekonomi meramalkan akan terjadi resesi ekonomi atau perlambatan ekonomi dunia yang diawali perlambatan ekonomi di Amerika Serikat. Sekarang kita mulai merasakan dampaknya," kata SBY.

Salah satu dampak tersebut, kata SBY, adalah terjadinya kenaikan harga pangan sejak beberapa bulan terakhir. Pemerintah melakukan berbagai upaya stabilisasi harga agar harga tidak terus naik. "Itu jangka pendek. Jangka panjangnya meningkatkan produkasi pangan dalam negeri," sambungnyaYang kedua, PNPM Mandiri atau Program Nasional Pembangunan Masyarakat Mandiri. Dana yang dikeluarkan pemerintah untuk 2008 sekitar Rp 2-3 miliar per kecamatan. Tahun depan ditargetkan Rp 3 miliar per kecamatan.

"Bila program pertama diibaratkan memberi ikan, karena masyarakat seperti itu harus cepat diberi bantuan, program kedua bisa diibaratkan pemerintah memberi kail," lanjutnya.

Program ketiga adalah kredit usaha rakyat (KUR). Ini kredit dengan sistem penjaminan. Utang masyarakat dijamin 70 persen oleh pemerintah dan 30 persen oleh bank. KUR khusus diberikan kepada pengusaha mikro, perseorangan, usaha kecil, dan usaha menengah. (tom/roy)

Tidak ada komentar: